-->

Kerja Kopral Gaji Jendral

Silahkan Masukan Alamat E-Mail Anda Apabila Anda Tertarik Membaca Artikel Dari Saya Disini...

Sabtu, 05 Mei 2012

Survei Sebagai Alat Peramal Dalam Statistika


Survei merupakan salah satu metode ramalan dalam statistika yang sering dipakai untuk mengetahui preferensi para pemilih. Melalui survei, para peneliti bisa membuat generalisasi dan pada akhirnya bisa membuat ramalan tentang kandidat atau partai mana yang lebih memiliki peluang memenangi kontestasi/pemilu.


Ketika hasil pilpres mirip dengan hasil survei, barulah banyak orang terbelalak. Lebih-lebih para pelaku survei itu juga melakukan quick account hasil pemilihan, yang hasilnya mendekati hasil penghitungan secara manual. Orang bertambah percaya pada hasil survei. Bahkan, para penyelenggara survei kemudian disebut ‘dukun politik’. Mereka pun mulai banyak dilirik dan laris dilirik dan laris manis. Kemunculan tersebut seiring dengan perubahan sistem pemilihan kepala daerah, dari sistem perwakilan ke sistem secara langsung. Kebutuhan memenangi pemilihan berdasarkan data yang akurat semakin kuat.

Belakangan muncul tudingan adanya lembaga survei yang tidak kredibel, yakni dengan melakukan survei berdasar pesanan. Itu setelah sejumlah lembaga survei merilis hasil survei mengenai calon-calon presiden yang diperkirakan akan memperoleh suara lebih berarti pada pilpres 2014. Masing-masing merilis hasil yang cukup ‘mengejutkan’. Dalam satu lembaga, ada nama yang memperoleh suara cukup besar, di lembaga lain nama itu tidak muncul. Spekulasi, bahkan tuduhan, pun bermunculan. Ada lembaga-lembaga survei yang dianggap melakukan rekayasa untuk memenuhi pesanan calon atau kekuatan tertentu. Dengan kata lain, lembaga demikian dianggap tidak kredibel. Lembaga seperti itu kemudian dipandang tidak layak melakukan survei. Untuk menghindari lembaga seperti ini, muncul gagasan agar ada akreditasi lembaga survei.

Kaidah-kaidah di dalam melakukan survei, agar berlangsung secara objektif dan minimalisasi kesalahan (error), tetap harus dijaga. Hal seperti itu dilakukan bukan semata-mata untuk kepentingan menjaga kredibilitas atau kebenaran, melainkan juga untuk keberlangsungan lembaga survei itu sendiri.
Ketika lembaga survei merekayasa data, ketika itu pula lembaga itu akan mengalami masalah di dalam melakukan generalisasi. Konsekuensinya, ramalan yang dimunculkan juga lebih banyak salahnya.

Yang perlu kita cermati ialah dimunculkannya calon-calon presiden dalam kurun tiga tahun sebelum pelaksanaan pemilihan. Dalam taraf tertentu, hal itu merupakan sesuatu yang menggembirakan. Melalui pemunculan tersebut, publik mulai mengetahui dan melakukan penilaian-penilaian tentang calon yang lebih pas untuk presiden 2014.
 

Bagaimanapun juga, pilpres 2014 merupakan pemilihan yang cukup spesial untuk indonesia. Karena dilakukan ketika indonesia berproses didalam pematangan konsolidasi demokrasi. Ketika pemilu 2014 bisa berlangsung secara baik, mampu menghasilkan anggota DPR/D, DPD, dan Presiden/Wapres yang baik, Indonesia akan melaju di dalam trek yang lebih tepat. Oleh karena itu penulis melakukan analisis terhadap lembaga-lembaga survei di Indonesia.

Survei Sebagai Alat Peramal Dalam Statistika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ShareThis